Minggu, 01 Desember 2013

Today My Life Begins, by Bruno Mars


I've been working hard so long
Aku telah bekerja keras begitu lama
seems like pain has been my only friend
terlihat seperti luka adalah satu-satunya temanku
my fragile heart's been done so wrong
hati rapuhku telah melakukan kesalahan
I wondered if I'd ever heal again
aku percaya aku akan sembuh lagi

Reff 1:
Ohh just like all the seasons 
Ohh, seperti semua musim
never stay the same
jangan pernah selalu sama
All around me I can feel a change (Ohh)
segala yang ada di sekitarku, aku dapat merasakan perubahan

Reff 2 : 
I will break these chains that bind me, 
Aku akan melepaskan ikatan yang membelengguku
happiness will find me
kebahagiaan akan menemukanku
leave the past behind me, 
tinggalkan masa lalu di belakangku
today my life begins,
hari ini hidupku dimulai

A whole new world is waiting
Kehidupan baru sedang menunggu
It's mine for the taking,
Ini adalah saat bagiku untuk mengambil alih,
I know I can make it, 
Aku tahu aku dapat melakukannya
today my life begins
hari ini hidupku dimulai

Yesterday has come and gone
Hari kemarin telah datang dan berlalu
and I've learned how to leave it where it is
dan aku telah belajar untuk meninggalkannya di tempat yang semestinya
and I see that I was wrong
dan aku lihat aku bersalah
for ever doubting I could win
telah meragukan aku dapat memenangkannya

*Back to Reff 1, Reff 2

Life's too short to have regrets
Hidup terlalu singkat untuk disesali
so I'm learning now to leave it in the past
Jadi saat ini aku belajar untuk melepaskannya
and try to forget
dan berusaha melupakan
If only have one life to live
Jika hanya diberi kesempatan untuk hidup satu kali, 
so you better make the best of it
sebaiknya kamu jadikan itu yang terbaik

*Back to Reff 2

Sabtu, 16 November 2013

Keluarga dan Sahabat

Keluarga dan sahabat adalah rezeki dan harta yang paling berharga melebihi uang. Ketika kita telah bersama mereka dalam beberapa tahun, tak sanggup rasanya jika kita harus terpisah dari mereka. Meraka adalah tempat berlari, mengadu, bercerita, becanda, berbagi tawa dan duka. Mereka yang slalu ada di setiap waktu, yang selalu menerima kita apa adanya. yang selalu memberikan nasihat, motivasi dan semangat. Mereka bagaikan udara dalam hidup kita...





Kamis, 05 Januari 2012

JAGOANKU By Souljah

Ini lirik lagunya Souljah yg berjudul Jagoanku... Lagunya OXz bgt, memberiQ semangat biar pantang menyerah... hahaha...


JAGOANKU


Diam-diam ku menanti semua dengan tenang
Kesenangan kan datang dalam setiap kesabaran
Terus percaya

* Ada rahasia di balik semua kejadian
Tak ada sesuatu pun yang benar kebetulan
Terus percaya

** Berulang dihajar tak 'kan aku gemetar
Berulang ditinju ku 'kan terus melaju

Reff : Kar'na Jagoanku tak 'kan meninggalkanku
Bawaku lewati sakitku
Senangku tenangku damaiku
Kaulah Jagoanku

back to * , ** , Reff

Since the very long time you are there mon guarding me
From the place that very far you there are watching me
I have a few words that I really wanted to say
Trying sing it to de world and they hear us and they could
No more reason for u to ignore what mi mon say
No more forget have a chat wit mi mon everyday
We just a stupid human being never believe what we’re seeing
Until a miracle come now u know what I am feeling
Everybody wish u received it wit a prayer
There is no word now I can really say ya
Your me guide if I really lost direction
Sometimes me forgot and having no attention
All me life that have change if u say so
U are me light wherever I go I will go
No more worries cause u there mon are watching me
So lucky to have your kindness eternity

Minggu, 01 Januari 2012

Model Pembelajaran "SINEKTIK"

Hmm.... Nie tgsq n tmenq Sri Astuti pada makul Inovasi Pembelajaran Matematika... Kata Pak Dosen  model pembelajaran Sinektik memang susah diterapkan, tapi merupakan model yang bagus...qta berusaha menyusunnya seperti ini, mohon maaf jika ada kekeliruan... Semoga dapat sedikit membantu kalian... ^-^


A.       Uraian Model Pembelajaran Sinektik
1.      Pengertian Model Sinektik
Dalam Dahlan (1990), sinektik merupakan suatu pendekatan baru yang menarik guna mengembangkan kreativitas, dirancang oleh William J. J. Gordon dan kawan-kawannya. Mula-mula Gordon menerapkan prosedur sinektik guna keperluan mengembangkan “aktivitas kelompok” dalam organisasi industri, di mana individu dilatih untuk mampu  bekerja sama satu dengan yang lainnya dan nantinya berfungsi sebagai orang yang mampu mengatasi masalah (problem-slovers) atau sebagai orang yang mampu mengembangkan produksi (products-developers).
Menurut Gordon (dalam Sakdiahwati, 2008) model sinektik dapat dipahami sebagai strategi mempertemukan berbagai macam unsur, dengan menggunakan kiasan untuk memperoleh satu  pandangan baru.
2.      Orientasi Model
a.       Tujuan dan Anggapan Dasar
Menurut Gordon (dalam Dahlan, 1990) ada empat pandangan yang mendasari sinektik dan sekaligus menentang pandangan lama tentang kreativitas.
Pertama     : Kreativitas merupakan kegiatan sehari-hari. Umumnya kita beranggapan bahwa proses kreativitas itu merupakan pekerjaan yang luar biasa. Padahal kreativitas tersebut merupakan bagian dari kegiatan kerja kita sehari-hari dan berlangsung seumur hidup. Model ini dikembangkan dengan maksud untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah (problem-solving), ekspresi kreatif (creative expression), empati, insight dalam hubungan sosial yang menekankan bahwa ide-ide yang bermakna dapat meningkatkan aktivitas kreatif melalui bantuan daya pikir yang lebih kaya.
Kedua       : Proses kreatif tidak selamanya misterius, tetapi dapat diuraikan dan mungkin dapat dimanfaatkan untuk melatih individu guna meningkatkan kreativitas mereka. Tujuannya untuk menjabarkan dan menciptakan prosedur latihan yang dapat diterapkan di sekolah atau setting lainnya.
Ketiga       : Kreativitas tercipta di segala bidang. Ide ini sangat bertentangan dengan keyakinan umum bahwa kreativitas itu terbatas hanya dalam bidang seni, padahal bidang-bidang sains dan mesin pun meningkat karena kreasi manusia.
Keempat    : Peningkatan berpikir kreatif individu dan kelompok sama. Individu dan kelompok menimbulkan ide-ide dan produk dalam berbagai hal.
b.      Kreatif dan Proses Sinektik
Menurut Gordon (dalam Dahlan, 1990) pemrosesan spesifik dalam sinektik dikembangkan dari seperangkat anggapan dasar tentang psikologi kreativitas, di antaranya:
Pertama     : Memunculkan proses kreatif menuju kesadaran serta mengembangkannya secara nyata membantu kreativitas. Kita dapat langsung meningkatkan kapasitas kreatif baik terhadap individu maupun kelompok.
Kedua       : Komponen emosional lebih penting daripada komponen intelektual. Kreativitas merupakan pengembangan pola mental baru. Hal-hal yang bersifat irasional dapat membuka pikiran dan membimbing mental guna memungkinkan ide-ide baru. Bagaimana pun juga, dasar keputusan itu bersifat rasional, namun irasionalitas merupakan komponen mental yang penting untuk menggerakkan dan mengembangkan ide meskipun ia bukan pembuat keputusan. Menurut Gordon, meskipun logika dipergunakan untuk membuat keputusan dan kemampuan teknis diperlukan untuk menyusun ide-ide dalam banyak hal, tetapi ia percaya bahwa kreativitas pada dasarnya merupakan elemen-elemen irasional untuk meningkatkan pemrosesan intelektual. Banyak pemecahan masalah bersifat rasional dan intelektual, tetapi jika diganti irasionalitas akan lebih memungkinkan bangkitnya ide-ide segar.
Ketiga       : Elemen-elemen emosional dan irasional harus dipahami guna meningkatkan kemungkinan sukses dalam situasi problem-solving. Dengan kata lain, menganalisis kejelasan proses emosional dan irasional dapat membantu individu dan kelompok untuk meningkatkan kreativitas. Aspek-aspek irasional dapat dipahami dan mengontrol kesadaran. Kecakapan mengontrol  kesadaran ini melibatkan metafora dan analogi yang merupakan objek sinektik.
c.       Aktivitas Metafora
Dalam Dahlan (1990), aktivitas metafora merupakan model sinektik, di mana kreativitas menjadi suatu proses yang disadari. Metafora-metafora membentuk hubungan persamaan, membedakan obyek atau ide yang satu dengan yang lainnya dengan mempergunakan pengganti. Obyek pengganti ini langsung mengilhami proses kreatif dengan cara menghubungkan sesuatu yang telah dikenal dengan sesuatu yang belum dikenal.
Metafora memperkenalkan konsep jarak antar siswa dengan obyek, atau subyek lain, mendorong berpikir original. Sebagai misal, dapat dikemukakan contoh: siswa disuruh memikirkan pelajarannya sebagai sebuah sepatu tua atau sebuah sungai. Kita memberikan struktur, suatu metafora, di mana siswa dapat memikirkan segala sesuatu yang telah dikenalnya melalui suatu pendekatan baru.
Sebaliknya kita dapat menyuruh siswa memikirkan suatu topik baru melalui pendekatan yang telah diketahuinya dan mereka diminta untuk membandingkannya guna transportasi sistem. Aktivitas metaforik membantu para siswa untuk dapat menghubungkan ide-ide dari hal-hal yang telah dikenalnya menuju ke hal-hal baru atau dari suatu perspektif baru menuju ke hal yang dikenal. Strategi sinektik mempergunakan aktivitas metaforik yang terencana,  memberikan struktur langsung di mana individu bebas mengembangkan imajinasi dan pemahaman mereka di dalam aktivitas sehari-hari.
Adapun beberapa tipe analogi yang dipergunakan sebagai dasar latihan sinektik yaitu:
1)      Analogi personal, menuntut siswa empati terhadap ide atau objek yang dibandingkan. Siswa menjadi bagian dari elemen fisik suatu problema. Identifikasinya mungkin terhadap individu, perencanaan, binatang, atau benda-benda mati. Analogi personal sangat menekankan  keterlibatan empati. Kerelaan melibatkan diri terhadap obyek sangat dibutuhkan dalam analogi personal, semakin rela melibatkan diri maka semakin besarlah konsep jarak yang diperoleh. Besarnya konsep jarak yang ditimbulkan keterlibatan individu dengan obyek akan lebih memungkinkan perolehan kreasi atau pemahaman baru. Adapun tingkat keterlibatan individu dalam analogi personal yaitu:
a)      Mendeskripsikan fakta
b)      Mengidentifikasi dengan perasaan
c)      Mengidentifikasi empatetik dengan suatu yang hidup
d)     Identifikasi empatetik dengan benda mati
Manfaat mengenal tingkatan analogi personal ini bukan untuk mengenal bentuk-bentuk aktivitas metaforik, tetapi untuk memberikan tuntunan bagaimana menetapkan konsep yang baik. Gordon percaya bahwa dengan analogi akan segera dapat menciptakan jarak yang besar dan lebih memungkinkan siswa memperoleh ide-ide baru (dalam Dahlan, 1990).
2)      Analogi langsung
Analogi langsung merupakan perbandingan dua objek atau konsep. Perbandingan tidak harus identik dalam segala hal. Fungsinya cukup sederhana, yaitu untuk mentransposisikan kondisi-kondisi topik atau situasi permasalahan asli yang pada situasi lain untuk menghadirkan pandangan baru tentang gagasan atau masalah (dalam Joyce et al, 2009).
3)      Memberi tekanan pada pertentangan
Dalam Dahlan (1990), memberi tentangan pada pertentangan umumnya berbentuk dua buah kata yang bertentangan misalnya: lesu-agresif; kawan-musuh; dan sebagainya. Pertentangan-pertentangan tersebut memberikan pemahaman yang luas terhadap suatu obyek yang baru. Hal tersebut dapat merefleksi kecakapan siswa untuk menghubungkan dua kerangka berpikir itu terhadap suatu obyek. Besarnya jarak antara dua kerangka berpikir itu dapat meningkatkan fleksibilitas mental.

B.       Karakteristik Model Sinektik

1.      Sintakmatik (Tahap-Tahap Model)
Dalam Dahlan (1990),  Joyce et al ((2009) dan Sakdiahwati (2008), ada dua strategi dari model pembelajaran sinektik, yaitu strategi pembelajaran untuk menciptakan sesuatu yang baru (creating something new) dan strategi pembelajaran untuk melazimkan terhadap sesuatu yang masih asing (making the strange familiar). Kedua strategi dari model pembelajaran sinektik dapat dilihat pada tabel berikut.
a.       Strategi Pertama: Menciptakan Sesuatu yang Baru
Tahap Pertama
Mendeskripsikan Situasi Saat Ini
Guru meminta siswa mendeskripsikan situasi atau topik seperti yang mereka lihat saat ini.
Tahap Kedua
Analogi Langsung
Siswa mengusulkan analogi-analogi langsung, memilihnya, dan mengeksplorasi (mendeskripsikannya) lebih jauh.
Tahap Ketiga
Analogi Personal
Siswa “menjadi” analogi yang telah mereka pilih dalam tahap kedua tadi.
Tahap Keempat
Konflik Padat
Siswa mengambil deskripsi-deskripsi dari tahap kedua dan ketiga, mengusulkan beberapa analogi konflik dan memilih salah satunya.
Tahap kelima
Analogi Langsung

Siswa membuat dan memilih analogi langsung yang lain yang didasarkan pada analogi konflik padat.
Tahap keenam
Memeriksa Kembali Tugas Awal
Guru meminta siswa kembali pada tugas atau masalah awal dan menggunakan analogi terakhir dan atau seluruh pengalaman sinektikanya.
b.      Strategi Kedua: Membuat Sesuatu yang Asing Menjadi Familiar
Tahap Pertama
Input Tentang Keadaan yang Sebenarnya
Guru menyediakan informasi tentang topik yang baru
Tahap Kedua
Analogi Langsung

Guru mengusulkan analogi langsung dan meminta siswa menjabarkannya.
Tahap Ketiga
Analogi Personal

Guru meminta siswa “menjadi” analogi langsung.
Tahap Keempat
Membedakan Analogi
Siswa mengidentifikasi dan menjelaskan poin-poin kesamaan antara materi baru dengan analogi langsung
Tahap Kelima
Menjelaskan Perbedaan
Siswa menjelaskan di mana saja analogi-analogi yang tidak sesuai.
Tahap Keenam
Eksplorasi (Penjelajahan)
Siswa mengeksplorasikan kembali topik asli.
Tahap Ketujuh
Membuat Analogi
Siswa menyiapkan analogi langsung dan mengeksplorasi persamaan dan perbedaannya.

2.      Sistem Sosial
Dalam Joyce et al (2009), baik model-model maupun strategi-strategi pengajaran sinektik sebenarnya dapat disusun dengan mudah, asalkan guru dapat memprakarsai dan membimbing penggunaan mekanisme-mekanisme operasional. Guru dapat membantu siswa mengintelektualkan proses-proses mental mereka. Namun, siswa punya kebebasan dalam diskusi terbuka mereka agar mereka melibatkan diri dalam pemecahan masalah metaforis. Norma-norma kerja sama, “permainan khayalan”, dan kualitas intelektual dan emosional penting untuk membangun setting dalam pemecahan masalah secara kreatif. Reward bersifat internal, datang dari kepuasan dan kenyamanan siswa dalam aktivitas pembelajaran.

3.      Prinsip Reaksi
Guru mencatat ke dalam pola berpikir yang menetap dan tampak pada individu, dan mengusahakan membangkitkan kemampuan psikis siswa untuk merespons kreatif. Selanjutnya guru harus memanfaatkan hal-hal yang bersifat tidak rasional untuk mendorong keengganan kata hatinya, mengemukakan sesuatu yang tidak relevan, fantasi, simbol-simbol dan sebagainya sebagai alat proses berpikir. Guru harus menerima semua respons siswa agar mereka merasa diterima untuk lebih mengembangkan ekspresi kreatifnya. Dalam strategi kedua, sejak awal siswa dibimbing untuk menganalisis. Guru menjelaskan dan meringkas kemungkinan aktivitas belajar siswa dan bertingkah laku problem-solving oleh siswa (dalam Dahlan, 1990).

4.      Sistem Pendukung
Dalam Joyce et al (2009), pada hakikatnya siswa tetap membutuhkan fasilitas dari seorang pemimpin yang kompeten dalam merancang dan menerapkan prosedur-prosedur analisis. Mereka juga memerlukan, dalam hal masalah-masalah ilmiah atau sains, sebuah laboratorium yang dapat membangun model-model dan perangkat lain untuk membuat masalah menjadi konkret dan menciptakan inovasi-inovasi praktis lain.
Bagaimanapun suatu kelas  membutuhkan ruang kerja suatu lingkungan yang di dalamnya suatu kreativitas bisa dihargai dan digunakan. Ruangan belajar yang biasa mungkin dapat menyediakan kebutuhan-kebutuhan seperti ini, tetapi kelas yang sering dirancang dalam bentuk kelompok-kelompok mungkin akan terlalu besar untuk aktivitas-aktivitas sinektik. Dengan demikian kelompok-kelompok kecil perlu dibuat.




5.      Dampak Instruksional dan Pengiring
 













Sebagaimana ditunjukkan pada gambar di atas, model sinektik memiliki nilai instruksional dan pengiring. Dengan kepercayaan bahwa proses kreatif dapat dikomunikasikan dan dapat ditingkatkan melalui latihan langsung (direct training), Gordon mengembangkan teknik-teknik instruksional khusus. Sinektik dapat diaplikasikan tidak hanya bagi pengembangan kekuatan kreatif yang umum, tetapi juga bagi pengembangan respons-respons kreatif pada beragam bidang masalah. Gordon jelas percaya bahwa kekuatan kreatif akan meningkatkan pembelajaran dalam bidang-bidang ini. Untuk yang terakhir ini, dia menekankan lingkungan sosial yang dapat mendorong kreativitas dan menggunakan kohesi kelompok untuk dapat meningkatkan kekuatan yang memungkinkan para peserta didik memfungsikan dunia metaforis secara mandiri (dalam Joyce et al, 2009).

A.      Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Sinektik
Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran sinektika yang dikutip dari http://repository.upi.edu/operator/upload/s_ind_034158_chapter2.pdf, sebagai berikut :

1.      Kelebihan
a.       Strategi ini bermanfaat untuk mengembangkan pengertian baru pada diri siswa tentang suatu masalah sehingga dia sadar bagaimana bertingkah laku dalam situasi tertentu.
b.      Strategi ini bermanfaat karena dapat mengembangkan kejelasan pengertian dan internalisasi pada diri siswa tentang materi baru.
c.       Strategi ini dapat mengembangkan berpikir kreatif, baik pada diri siswa maupun guru.
d.      Strategi ini dilaksanakan dalam suasana kebebasan intelektual dan kesamaan martabat antara siswa.
e.       Strategi ini membantu siswa menemukan cara berpikir baru dalam memecahkan suatu masalah.
2.      Kelemahan
a.       Sulit dilakukan oleh guru dan siswa yang sudah terbiasa menggunakan cara lama yang menekankan pada penyampaian informasi.
b.      Metode ini menitikberatkan pada  berpikir reflektif  dan imajinatif dalam situasi tertentu, maka kemungkinan besar siswa kurang menguasai fakta-fakta dan prosedur pelaksanaan atau keterampilan.
c.       Kurang memadahinya sarana dan prasarana pendidikan di sekolah-sekolah.

B.            Uraian Singkat Kerangka Konseptual yang Akan Digunakan
1.      Menyampaikan tentang suatu topik baru, kemudian memberikan analogi pembanding antara analogi langsung dan topik baru tersebut.
2.      Menyiapkan alat bantu mengenai analogi langsung untuk mendorong siswa berpikir kreatif sehingga mereka menemukan konsep yang diharapkan.
3.      Meminta siswa untuk bekerja berkelompok untuk mendeskripsikan  konsep analogi langsung dan topik baru mereka. Setelah itu meminta salah satu kelompok  untuk menginformasikan di kelas menjelaskan dan menerangkan kesamaan antara analogi langsung dan topik baru.
4.      Sebagai bagian penutup, adalah meminta siswa untuk mendeskripsikan konsep yang telah diperoleh dengan menggunakan karakter yang telah didapat dan mampu menganalisis persamaan dan perbedaannya.

C.     Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Garis-Garis Besar Materi
          Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Sekolah                               : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran                    : Matematika
Pokok Bahasan                   : Bangun Datar
Kelas/ Semerter                  : VII / 2 (Dua)
Alokasi Waktu                   : 15 menit
Model Pembelajaran           : Sinektik

1.      Standar Kompetensi:
Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya.
2.      Kompetensi Dasar:
Menghitung luas bangun segitiga.
3.      Indikator:
Menentukan luas bangun segitiga dengan menggunakan pendekatan persegi panjang (Membuat sesuatu yang asing menjadi familiar).
4.      Tujuan Pembelajaran:
Membangun kreativitas siswa dalam menentukan rumus luas segitiga.
5.      Materi Standar:
Bangun Datar.
6.      Model:
Sinektik.
7.      Kegiatan Pembelajaran:
a.       Pendahuluan:
1)   Guru menyiapkan kondisi fisik kelas.
2)   Guru menyampaikan rencana dan tujuan pembelajaran.
b.      Kegiatan Inti :
1)      Guru menyajikan informasi bahwa dalam mencari rumus luas segitiga dapat menggunakan pendekatan persegi panjang.
2)      Guru mengusulkan analogi langsung tentang persegi panjang, kemudian siswa diminta mendeskripsikan bangun persegi panjang.
3)      Guru menyuruh siswa membayangkan dirinya sebagai persegi panjang dan meminta siswa untuk menjadi persegi panjang, kemudian siswa diminta untuk mengemukakan apa yang mereka rasakan.
4)      Guru meminta siswa mengidentifikasi dan menjelaskan persamaan antara persegi panjang dan segitiga.
5)      Guru meminta siswa menjelaskan perbedaan antara persegi panjang dan segitiga.
6)      Guru meminta siswa untuk membuktikan kebenaran tentang mencari rumus luas segitiga dengan menggunakan pendekatan persegi panjang dengan bantuan alat peraga.
7)      Siswa memberikan analogi tentang pembuktian rumus luas segitiga yang menggunakan pendekatan persegi panjang, kemudian menjelajahi persamaan dan perbedaannya dengan pembuktian yang dilakukan oleh guru.
c.       Kegiatan Akhir:
1)   Menyimpulkan materi yang telah dibahas.
2)   Salam penutup.
8.      Uraian Materi
a.       Pengertian Segitiga
Segitiga adalah bangun ruang yang memiliki tiga sisi.
b.      Luas Segitiga
Membuktikan luas segitiga dengan menggunakan pendekatan persegi panjang.
Ø  Cara 1 :


 







Jika kita mempunyai sebuah segitiga sembarang, kemudian kita potong tingginya menjadi dua bagian sama panjang, kemudian potongan tersebut dipotong lagi secara tegak lurus dari titik puncak segitiga. Setelah itu, disusun seperti pada gambar di atas, sehingga membentuk sebuah bangun persegi panjang dan luas segitiga = luas persegi panjang.
Jika  panjang dari persegi panjang = alas, dan lebar persegi panjang = ½ tinggi, maka diperoleh :

L persegi panjang        = panjang x lebar
L persegi panjang        = alas x ½ tinggi, maka
L segitiga                     = alas x ½ tinggi


Ø  Cara kedua :


 











Jika kita mempunyai sebuah segitiga lancip sembarang, kemudian kita potong bagian samping bawah seperti pada gambar di atas. Dan diputar perpotongannya ke atas sehingga membentuk persegi panjang.
Jika lebar persegi panjang = ½ alas segitiga, dan panjang dari persegi panjang = tinggi segitiga, maka:

Luas persegi panjang        = lebar x panjang
Luas persegi panjang        = ½ alas x tinggi, sehingga
Luas segitiga                    = ½ alas x tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, M. D. 1990. Model-Model Mengajar. Bandung: CV. Diponegoro.
Joyce, Bruce, Weil Marsha, and Emily Calhoun. 2009. Model’s of Teaching (Model-model Pengajaran). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sakdiahwati. 2008. Penerapan Metode Sinektik dalam  Kreativitas Menulis. Tersedia pada http://www.puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah_ peserta/73_Sakdiahwati.pdf. diakses (20/09/2011).
Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran sinektik  tersedia pada    http://repository.upi.edu/operator/upload/s_ind_034158_chapter2.pdf diakses (20/09/2011).